Jelang Satu Tahun Tewasnya Bianchi, Keluarga Kembali 'Gentayangi' Petinggi F1

Sabtu, 16 Juli 2016 - 16:30 WIB
Jelang Satu Tahun Tewasnya Bianchi, Keluarga Kembali Gentayangi Petinggi F1
Jelang Satu Tahun Tewasnya Bianchi, Keluarga Kembali 'Gentayangi' Petinggi F1
A A A
NICE - Keluarga Jules Bianchi kembali buka suara menanggapi kematian pembalap Marussia tahun lalu. Phillippe Bianchi menegaskan, tekad mendapatkan keadilan jadi alasan utama ia masih perjuangkan nasib mendiang anaknya.

Minggu, (17/7/2016) jadi bertepatan satu tahun meninggalnya Jules Bianchi. Pembalap asal Prancis tewas setelah sempat koma sembilan bulan pascainsiden di Grand Prix Jepang, Oktober 2014.

Tewasnya pembalap berusia 25 tahun menimbulkan kontroversi. Penyelidikan FIA mengatakan, kecelakaan yang menimpa Bianchi karena sang pembalap tidak menurunkan kecepatan saat marshal mengibarkan bendera kuning, setelah Adrian Sutil tergelincir satu lap sebelumnya.

Sementara pihak keluarga justru menuntut FIA, tim Marussia, dan grup Formula 1 dengan alasan keteledoran. Ya, ketiga pihak di atas dianggap mesti bertanggung jawab karena tetap sepakat menggelar seri balap di Jepang pada Oktober, yang sejatinya sedang terjadi badai. (Baca Juga: Keluarga Jules Bianchi Tuntut F1, FIA, dan Tim Marussia)

Namun belum ada kabar baik untuk keluarga Bianchi. Dan jelang satu tahun kematiannya, Phillippe kembali bersuara soal keadilan anaknya.

"Saya sudah kehilangan satu hal yang paling penting dalam hidup saya dan tinggal pasrah. Saya ingin kenangan soal Jules jadi benar. Tidak mungkin bagi saya dan ibunya melihat orang mengatakan 'itu tanggung jawab Jules," tutur Phillippe seperti dikutip ESPN, Sabtu (16/7/2016).

Phillippe juga mengkritik kebijakan F1 yang seolah cuci tangan dari tewasnya Jules. Ia menyebut peningkatan sistem keamanan di balapan jet darat justru dilakukan usai terjadi insiden.

"Motivasi saya adalah cuma ingin memberi Jules keadilan. Saya tahu Jules berada di sini dan mendengarkan orang menuntutnya bertanggung jawab, itu tidak mungkin. Formula 1 akan jadi olahraga yang spektakuler, tentu saja. Tapi apakah akan lebih bahaya? itu bodoh. Anda bisa mengubah dan meningkatkan keamanan sebab anak saya meninggal," tutupnya.
(mir)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6087 seconds (0.1#10.140)